Kamis, 22 Oktober 2020

Mempelajari Kehidupan dengan Merantau

Kehidupan adalah nikmat luar biasa yang diberikan oleh Tuhan kepada setiap insan di dunia. Sebuah kehidupan yang kita dapatkan sekarang, bukanlah hal yang mudah, tetapi memerlukan proses panjang. Mulai dari sebuah sperma kecil berukuran beberapa mikrometer hingga bersatu dengan ovum dan menghasilkan zigot yang tertempel hangat di dinding rahim, kemudian ditiupkan ruh pada kita dan  terjadilah sebuah kehidupan, tak lama lahirlah seorang bayi yang tak berdosa dan belum mengenal apa-apa.

Mengenal hidup adalah hal utama yang kita pelajari dalam kehidupan. Seringkali kita bertanya kepada diri sendiri, untuk apa aku hidup? Namun pertanyaan seperti itu lantas tidak perlu dijawab, karena kehidupan memang sepantasnya menyimpan banyak misteri.

Kini, aku sudah menjalani 24 tahun dari kehidupanku. Aku telah menempuh berbagai perjalanan. Namun, tetap saja pertanyaan itu belum bisa kujawab sampai detik ini. Kadang, kehidupan begitu membuatku terombang-ambing dan bertanya-tanya, apa yang sedang kukejar di dunia ini?

Aku berpindah dari satu daerah ke daerah lain. Perjalananku di mulai dari bagian timur Indonesia. Aku ditempatkan selama 1 tahun di Ternate, Maluku Utara. Aku merantau sendiri tanpa teman dari daerah asalku, Banjarmasin. Perbedaan budaya, sejarah dan bahasa dengan Banjarmasin membuatku sedikit kikuk dalam bersikap.

Saat di Ternate aku mempelajari bahwa hidup sendiri bukan hal yang mudah. Aku merangkum beberapa poin yang kudapatkan setelah merantau di negeri orang.

  1. Rumah adalah tempat kembali, bukan sekedar tempat untuk tidur atau bersinggah. Rumah adalah tempat melepas penat, tempat yang hangat, tempat tertawa, bersedih, berkumpul. Rumah beserta isinya adalah hal yang harus disyukuri. Rayakanlah rumah kalian dengan berkumpul bersama orang-orang di dalamnya, makan bersama, nonton TV bersama, bercanda, mengerjakan pekerjaan rumah bersama. Bercengkramalah, hiasi rumah dengan makhluk hidup lainnya, pelihara ikan, kucing, berbagai hewan lainnya. Tanamlah pohon di halamannya, bunga-bunga yang indah, atau bahkan sayur-sayuran sendiri untuk dimakan. Nikmatilah rumah.
  2. Jangan pernah bergantung dengan orang lain. Kebahagiaan selalu bisa datang dari mana saja, tapi jangan pernah sekalipun menggantungkan kebahagiaan diri sendiri pada orang lain. Jadilah independen. Jangan pula menggantung kehidupan di orang lain. Jangan menunggu bantuan orang lain, karena kita tidak pernah tahu beban orang lain seperti apa. Jadilah mandiri, berusaha selesaikan masalah sendiri, jika tidak bisa mengatasinya lagi, barulah cari bantuan atau sekedar teman untuk bercerita.
  3. Bersedihlah namun tidak boleh berlarut. Kesedihan adalah hal yang normal terjadi pada manusia. Saat aku merantau, seringkali aku bersedih dan tenggelam dalam kesedihan. Namun, batasilah hal itu. Kuatkan tekad untuk tidak bersedih lagi, tetapkan tenggat waktu sampai kapan boleh bersedih dan kapan harus bangkit. Karena hidup harus berjalan, dan kesedihan tidak akan berakhir hanya dengan kita menangisinya.
  4. Jadilah ramah. Ramah dengan siapa saja, dengan orang baru ataupun orang lama.
  5. Nikmati hari ini. Nikmati hal yang sedang kamu jalani setiap detiknya. Rasakan hal tersebut dan bergerimbaralah kamu dapat merasakan hal itu. Jangan khawatir dengan masa depan, selama kamu yakin yang kamu lakukan adalah hal yang benar maka jalani lah. Setiap kesenangan yang terjadi hari ini jangan pernah dihancurkan dengan kekhawatiran dengan masa depan atau kenangan masa lalu. Live like tomorrow does'nt exist.

Hal tersebut adalah beberapa rangkuman yang bisa aku ambil hikmahnya selama aku tinggal di Ternate. Aku sekarang memutuskan untuk merantau kembali. Kini aku sedang berada di Jakarta untuk mengadu nasib. Sebelum memutuskan merantau, ada dua hal yang sebenarnya aku pertimbangan yakni mengejar mimpiku ataukah tinggal bersama orang-orang aku sayang di Banjarmasin.

Aku sudah meninggalkan orang tua dan keluargaku selama 1 tahun, dan kini harus berpisah lagi. Hal yang sangat berat. Aku mencoba untuk berpikir dalam dan merenungkan pilihanku. Kupikir, aku hanya hidup 1 kali, dan aku memutuskan untuk melihat dunia dari segi yang lebih luas. Hal ini tidak berarti aku tidak sayang keluargaku di rumah. Namun mereka pasti mengerti apa yang benar-benar aku inginkan. Aku berharap mereka di rumah sehat-sehat saja, hingga aku bisa pulang kembali ke kampung halamanku dan melihat senyum mereka yang lebar. Dan bisa berkumpul lagi.

Doakan perantauanku kali ini ya. Semoga aku berhasil menaklukan tempat baru ini, aamin.


Sabtu, 22 April 2017

BERSEMANGAT MENGENAL TB !


TUBERCULOSIS (TB) adalah PENYAKIT MENULAR.

Banyak masyarakat yang tidak mengetahui bahwa TB merupakan penyakit yang sangat mudah menular. Cara penularannya sangat mudah, yakni hanya lewat paparan udara, dari hanya lewat batuk bahkan sampai dengan berbicara biasa saja kita dapat tertular.

Jangan sekalipun berpikir bahwa terjangkit tuberculosis adalah hal yang biasa. Di Indonesia, tuberculosis membunuh 1 orang dalam setiap 30 detik. Tuberculosis itu berbahaya, pengobatannya membutuhkan waktu minimal 6 bulan dan setiap hari harus meminum 4 obat tanpa putus. Kalau berhenti di tengah jalan, maka bisa dipastikan penyakit ini akan sangat susah sembuh karena sudah mengalami resitsensi obat.

Permasalahan yang sering tidak kita ketahui adalah gejala yang dialami, sehingga banyak orang yang hanya menganggap batuk biasa. 

GEJALA UTAMANYA ADALAH BATUK!

Pastikan anda pergi ke dokter jika mengalami batuk lebih dari 2 minggu. WAJIB !

Gejala-gejala tambahan lainnya bisa berupa:
- Batuk berdarah
- Sesak napas
- Demam
- Penurunan nafsu makan dan BB
- Berkeringat malam

Siapapun kita wajib aware terhadap penyakit ini, apalagi di Indonesia yang merupakan salah satu negara dengan pengidap TB terbanyak di dunia. Bahkan kita semua pasti pernah terpapar bakteri TB, namun tidak berkembang menjadi penyakit.

Selama di rumah sakit, sering sekali aku melihat pasien TB dengan komplikasi atau TB resisten, (TB biasa tidak akan dirawat di rumah sakit, cukup dengan pengobatan di rumah). Pasien yang datang selalu batuk-batuk, keluarga pasien yang mengantar tidak menggunakan masker, bahkan ada anak kecil yang mengiringi. Lebih parahnya lagi, mereka menginap di kamar pasien tersebut, yang seharusnya adalah ruang isolasi.

Sudah sering diberi tahu, bahkan dimarahi, namun keluarganya tampaknya tidak peduli. Sepertinya rasa sayang mereka lebih besar dibandingkan ketakutan mereka terhadap penyakit ini. Ya.. rasa sayang bulshit..

Mindset orang Indonesia yang tidak mempedulikan penyakit infeksius dan tetap berada di rumah sakit membuat penyakit infeksi berkembang merajalela di negeri kita. Penyakit ini seperti rantai yang tidak ada habisnya, akibat ketidaktahuan dan benteng pemikiran yang keras akan tradisi.

Penting bagi kita untuk menjadi cerdas berprilaku, menggunakan masker ketika berhadapan dengan penderita TB, menyesuaikan kondisi rumah mejadi lebih terbuka dan banyak ventilasi, hindari interaksi berlebihan dengan penderita TB, apalagi anak-anak, dan yang terpenting sebagai keluarga selalu memantau penderita agar meminum obat setiap hari. Itu adalah rasa sayang yang sebenar-benarnya. Bukan tetap mengurung diri dalam kebodohan dan mempersepsikan rasa sayang kepada penderita dengan selalu berada disampingnya dan tidak menggunakan masker, membiarkan orang lain berkunjung, membiarkan penderita tidak meminum obat.

TB adalah penyakit berbahaya dan kita semua sedang berjuang untuk menghilangkannya. Be smart, be wise. Masyarakat Indonesia tidak akan menjadi sehat hanya dengan air putih yang dibacakan doa, namun dengan selalu mengingatkan, usaha dan berperilaku layaknya orang berpendidikan.

Jumat, 21 April 2017

Coass Life be Like..

Selamat malam!

Telah tiba akhirnya, aku memasuki tingkatan kehidupan yang lebih berat, lebih menantang dan mencekam... Apalagi sih yang lebih tidak mencekam di kedokteran daripada KOAS!

ya..

"KOAS !"


Koas adalah sebuah fase perpindahan mahasiswa FK dari yang hanya mengerti teori menjadi mengerti secara praktek. Mempelajari kembali penyakit dengan lebih efektif. Menghapal berbagai terapi. Menguasai alur administrasi rumah sakit. Memperbaiki pola pikir mengenai pengobatan. Menjaga pasien sepanjang malam. Melatih mental dan fisik, bekerja di bawah tekanan dengan bayang-bayang kerjaan yang menumpuk, pasien gawat yang akan meninggal, juga hardikan dari konsulen yang tak bisa dihindari.

Aku selalu menanggap bahwa koas adalah fase yang menantang, dilihat dari segi manapun. Aku tidak menghindari betapa tertariknya aku mempelajari dunia perkoasan. Ketika aku memasuki rumah sakit, berbagai hal yang sebelumnya hanya aku dengar di fakultas dan hanya kupercaya hal itu sebagai rumor pun memang benar-benar terjadi di tempat ini.

Pertama, Senioritas.
aku selalu merasa aneh dengan senioritas yang terjadi. Kedokteran dan senioritas memang sangat tidak bisa dipisahkan. Layaknya suami istri yang baru menikah, tidak bisa lepas. Didikan senioritas menjadi asupan setiap hari yang kulihat disini, dari senioritas dokter spesialis, senioritas residen, bahkan teman-teman seangkatan. Memang hal ini bagus, karena pada dasarnya senior akan selalu berbaik hati mengajarkan banyak sekali ilmu kepada juniornya. Namun sangat tidak jarang juga, senioritas ini disalahgunakan menjadi ke hal-hal negatif dan mengarah kepada bossy senior.

Kedua, Subjektif.
Benar sekali bahwasanya kadang penilaian di koas tidak subjektif. Hal ini dikarenakan perbedaan penguji ujian, maka berbeda pula lah standar masing-masingnya. Ada yang hanya ujian dengan mengikuti dokternya sampai 1 minggu, ada yang cuman 1 hari, ada yang ujiannya gampang, susah, bahkan ada yang hanya bermain catur dengannya maka bisa lulus, atau sekedar menjawab aplikasi soal-soal. Kadang, mood penguji benar-benar mempengaruhi, seperti saat musim simposium (seminar) dari bagian tersebut, maka suksesnya seminar menjadi menjadi acuan nilai-nilai koas, jika seminar itu sukses maka nilai koas akan tinggi, begitu juga sebaliknya, Tetapi perlu ditekankan sekali lagi bahwa semua dokter yang ada disana tidak mengandalkan ujian sebagai acuan lulus atau tidak, ujian hanyalah formalitas. Semua penilaian dilakukan pada kegiatan sehari-hari, bagaimana etika berperilaku terhadap diri sendiri, orang lain, pasien, perawat, dokter dan semua pekerja di rumah sakit. Sekali saja ada masalah, atau terlambat datang misalnya, maka bersiap-siaplah mengulang 1 stase!

Ketiga, Pressure is everywhere! 
Karena aku baru masuk stase saraf, maka kujelaskan di bagian saraf saja yaa.. kalau dari segi jadwal, di saraf kita harus stand by pagi dari pukul 5 subuh untuk follow up pasien yang akan di laporkan kepada konsulen nanti, pelaporannya bisa langsung saat visit dokter, atau lewat telpon yang dilakukan jam 6 tepat no ngaret! Jangan harap morning report via telpon tersebut hanya 15-30 menit, tetapi 2-3 jam.. haha..

Nah jadwal kita memang terbagi 2 sih, ada jadwal dinas dan jadwal jaga. Kalau dinas di saraf ya dari jam 5-2 siang, ini ekspektasinya, bisa saja lebih atau bahkan sampai sore karena ada dokter yang belum visit. Kemudian ada jadwal jaga, jadwal jaga ini gantian, bisa satu hari jaga kemudian libur atau 2 hari libur, tergantung jumlah orang di kelompok tersebut. Dinas jaga di ulin  terbagi menjadi 3 yakni UGD, bangsal dan stroke center. Yang paling berat adalah di UGD, karena pasien yag datang pastilah memerlukan tindakan, dan setiap tindakan yang dilakukan harus dikonsulkan ke konsulen.

Jam jadwal jaga adalah dari jam 2-6 subuh besoknya.. jadi semua pasien baru yang masuk pada saat itu adalah tanggung jawab yang jaga. Begitu juga pasien-pasien gawat yang harus diobservasi setiap 1 jam atau tiap 2 jam, bakalan sukses membuat koas akan tidak tidur semalaman. Coba saja bayangkan, Selama melaksanakan jadwal jaga dan dinas kemudian banyak pasien observasi, maka koas bisa tidak tidur selama 32 jam disertai dengan tekanan batin dan kemarahan konsulen kalau kita salah2 mengurus pasien pada jam tersebut.

Lah itu baru dari jadwal jaga, belum lagi dari tugas-tugas lainnya. Setiap bagian yang kita datangi akan mewajibkan kita membuat 1 penelitian mengenai materi berhubungan dengan bagian tersebut, dan 1 laporan kasus yang menjadi syarat dalam ujian. Selain itu untuk kegiatan sehari-hari koas akan diwarnai dengan berbagai macam pengisian status pasien yang masyaAllah banyaknya.. 1 pengisian status pasien baru bahkan bisa menghabiskan waktu 1 jam.

Keempat, Tidak mandi itu biasa.
Ada yang bilang selama koas, mandi itu sunnah. Memang menjijikan, tapi lebih baik menjijikan daripada dihukum mati dimarahi oleh konsulen. Tetapi ini tergantung stase kok, ada yang memang stase seperti di anak akan lebih susah mandi karena pasien banyak, yaa jumlah pasien memang menentukan segalanya. Begitu juga di IGD, biasanya hanya dewa yang bisa mandi saat jaga IGD haha. Tapiii bisa kook sebenernya kalo cuman jaga bangsal atau lagi tidak ada yang gawat pasiennya.

Kelima, Koas itu... Keset??
Apakah kalian pernah mempelajari tingkatan makhluk hidup? Nah kalau di rumah sakit, dari segala makhluk hidup yang, maka bisa dipastikan koas berada diposisi terendah.. Hal ini bukanlah sebuah mitos, tetapi realita yang harus dihadapi. Apalagi aku sudah melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana koas diperlakukan, kadang seolah dia robot yang bisa diperintah kapanpun dan apapun, atau seolah dia superhuman dengan energi yang takpernah habis. Ketika berjalan dengan konsulen, maka sudah seharusnya koas akan berjalan di samping belakang, membukakan pintu ruangan, menekankan pintu lift, menghalau semua hambatan dan siap sedia menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh konsulen. Begitu juga dengan residen, kadang beberapa stase mewajibkan kita harus bersama dengan residen, dan melakukan segala perintah yang diminta oleh residen. hmm..

Koas juga wajib menghapal sema administrasi rumah sakit, mempelajari alur pengobatan pasien umum. bpjs, jamkesda, jamkesprov dan mengatur semua blanko-blanko yang keluar masuk. Membawa pasien ke bagian lain untuk dilakukan pemeriksaan penunjang, atau sekedar mengkonsulkan dengan bagian-bagian lain.

Yang harus diingat adalah, koas tidak mempunyai hak untuk melawan, sekali anda melawan, anda akan diingat selamanya dan berujung tidak akan lulus-lulus menjadi dokter. Akhirnya dengan berbagai hal tersebut lah, bahkan muncul lelucon bahwa koas lebih rendah dari keset. bravo!

Hal-hal tersebut merupakan sedikit cerita mengenai koas, akan lebih kalau kita sama-sama mengkritisi sistem pendidikan seperti ini yang sudah melekat begitu dalam dengan dunia kedokteran. Memandang dari berbagai aspek, bijak dengan situasi. Jangan jadikan keterbatasan kita dalam berbicara dan mengemukakan pendapat mengekang semua hak yang seharusnya kita dapatkan. Saran yang bisa kuberikan hanya berlakulah selayaknya anda koas yang mencari ilmu dan berusaha menolong pasien, tetap beretika dan sopan kepada residen, konsulen, pasien, perawat, cs, siapapun. Lelah memang tidak bisa dihindarkan, tapi itu adalah proses menghadapi kenyataan. Ketika pasien kita ada yang gawat atau bahkan meninggal di tangan kita, jangan jadikan ketakutan serta kesedihan itu berlarut-larut, karena kalau bukan kita yang menyelamatkan, siapa lagi?

Yakinlah, bahwa ilmu tidak akan sia-sia, semakin susah kamu mencari ilmu dan makin banyak tantangan yang kamu dapatkan, maka semakin kuat dan siaplah kamu dalam menghadapi dunia kedokteran yang sebenarnya. Menjadi dokter itu tidak susah, yang susah adalah mempertahankan untuk tetap setia dengan profesi dan mau belajar serta niat tulus mengobati semua orang dalam keadaan apapun, dengan balas jasa apapun.

Selamat koas, Zak.. Semoga koas mu 2 tahun ke depan lancar, dan bermakna dengan ragam cerita yang tidak akan pernah terlupa... *ciyee menyelamati diri sendiri

Bye!

Minggu, 02 April 2017

Kedatangan Mami Najwa

























"Jurnalis adalah profesi yang sangat menggiurkan saat ini, bermacam kejadian terjadi dimana-dimana, kemudahan informasi dan akses yang kini bisa dilakukan dimana saja, hal ini sangatlah menarik dan menantang demi memberikan fakta kepada masyarakat yang haus akan kebenaran"

Ini adalah pesan dari najwa sihab atau yang akrab disapa mami najwa mba Nana saat berkunjung ke Banjarmasin. Yup! Untuk pertama kalinya dia datang ke Banjarmasin memberikan seminar khusus mengenai pekerjaannya, sedih senang menjadi jurnalis, kisah pribadi hidupnya, menjadi duta membaca Indonesia, serta behind the scene program andalan dia yakni Mata Najwa.

She is such inspirational person, and smart. Dia benar-benar cerdas, dalam berbicara maupun menilai situasi, kritis, dan pemberani. Sangat jarang sekali ada wanita seperti ini di Indonesia. Ya, memang negara kita penyumbang wanita menikah terbanyak di dunia, dan banyak dari mereka menikah yang muda kemudian terkungkung dalam kurungan keluarga. Tapi mba Nana berbeda. Aku juga masih ingat, kalau dia mengatakan bahwa dia menikah pada umur 20 tahun. Muda Sekali!


Ini adalah pose nya saat mengatakan hal tersebut. Dan ini nyata. Bagaimana caranya dia tetap berjuang, as a woman, a wife and worker, yang kerjanya gak cuman bekerja biasa, tapi penuh rintangan dan gunjingan, demi membuka kebenaran serta transparansi kepada masyarakat luas.

I appreciate her a lot, and off course her husband.

Kemudian, aku mendengarkan sebuah wejangan luar biasa mengenai mahasiswa dan anak muda. Apa yang sebaiknya kita lakukan sebagai anak muda yang seharusnya berani menentang apa saja, dan bersikap kritis terhadap permasalahan yang ada.

Sebuah Catatan dari Mba Nana, untuk mahasiswa:

Jika idealisme ialah kemewahan yang hanya dimiliki pemuda,
Akan diisi dengan apa periode kalian sebagai mahasiswa,
Belajar tentu keharusan yang tak boleh diabaikan, 
Namun merugilah jika belajar disempitkan semata perkuliahan,
Nikmatilah kehidupan kampus dengan terus mengasah,
Jangan habiskan waktu dengan terus berkeluh kesah,
Karena kalian adalah anak anak muda pilihan,
Yang berkesempatan menempuh dalamnya sumber ilmu pengetahuan,
Bacalah sebanyak banyaknya buku,
Jangan main gadget melulu, 
Foto-foto tentu boleh boleh saja,
Apalagi jika di sekretariat organ mahasiswa,
Kenali sebaik baiknya temanmu,
Hadapi masyarakat di sekelilingmu,
Agar kampus tak menjelma tembok yang memenjarakanmu,
Beranilah mengambil pendirian dalam banyak persoalan,
Anak muda kok sudah hobi cari aman dengan bersikap netral netral,
Piculah kemapanan dengan kepalan tangan,
Lawanlah keciutan dengan kenekatan membuat terobosan,
Jangan takut jatuh dan terantuk,
Dengan terbentur kau akan terbentuk,
Sebab Indonesia memang ditemukan dan diusahakan oleh anak anak muda,
Kalian pulalah yang mestinya memperbaharui tanah air kita.


Sebuah pesan yang penuh semangat, dan membangkitkan jiwa. Yang membuatku sadar bahwa aku bukanlah apa-apa. Mulai sekarang aku ingin menjadi pribadi yang lebih kritis, inovatif, dan produktif. Tak akan lagi kusia-siakan hidupku hanya untuk membicarakan hal yang tidak jelas dan penuh omong kosong.

Sadarlah wahai pemuda. Kita ada bukan untuk dicover kemewahan dan berbangga atas pencapaian tak bermakna.

Sadarlah, bahwa Indonesia masih butuh kita.

Salam, dari kawan yang senantiasa juga membuat perubahan!



Selfie with mba Nana!!!


Perfect



I listen to the song i like
a breath-taking song
i feel the beat and rythim
the soul and core of it

the feeling inside
sending me to paradise
for a while

sensation of music
comes over by
a fact that i found one
the meaning about something
I've never done

about a year ago
and since now on
its all about you
that always appear in mind

my eyes don't work hard
as my heart that beats so fast
and brain who cant stop think
when we have conversation

in the morning
i only remember
smell of your perfume
and smile on your face

do good and giving happines
to everyone around
with precious dream
makes you bigger than anyone

but at night
i can remember
the way you walk
because i wont forget
that we used to walk and lost in the crowd

and hey
now im leaving
over the place
your body cannot touch
your eyes cannot see

but i still see you in here
wherever i go
i remember
about you

 ya and today
we still can
listen to the same song
to music we like
beat and rythim we comfort

by this song,
we can find a meaning
of the lyric and feel
that this can be a wittness
of our promise...

∾∾∾

well thank you
for everything
you give to me
to make me realize that life is perfect
as perfect as you

Rabu, 29 Maret 2017

Get to know more about Laundry

Mempelajari tentang hal baru memang sangatlah penting, entah itu tentang hidup, atau hanya tentang kegiatan sehari-hari. Kadang kita melewatkan beberapa hal penting yang seharusnya juga kita pahami. Bahkan kadang kita mendapat kerugian gara-gara membiarkan diri kita tenggelam ketidaktahuan dan kebodohan.

Ya! Bodoh!

Jadi, hari ini aku akan memberikan sebuah informasi, yang tidak penting, tetapi kalau terkena hal gak enak gara-gara ini, hatimu bakal cekit-cekit kesakitan:(

Jadi siang ini, aku baru selesai mengambil laundry. Yang menjaga laundry itu adalah nenek tua, kalau aku rasis, mungkin akan kusebut kalau dia chinese. Tapi karena aku tidak rasis, dan semua orang sama dalam pandanganku, jadi mari jangan perdulikan.

Kisah awalnya adalah 2 hari yang lalu, dimana aku mencari tempat laundry dekat rumah temanku. Aku memang sedang berada di luar kota dan tidak bisa numpang mencuci di rumah orang, akhirnya kuputskanlah untuk melaundry semua bajuku.

Saat aku melihat papan nama tempat laundry tersebut juga awalnya aku sudah curiga. tulisannya PROFESIONAL LAUNDRY. hmm.. seberapa profesionalkah mereka?

Aku beranikan diri untuk masuk ke dalam, dan disapa hangat oleh nenek yang menjaga, aku langsung menjelaskan tujuanku, yakni ingin laundry baju dan diambil secepatnya sebelum hari kamis, karena aku harus balik ke Banjarmasin. Sambil mengeluarkan secarik kertas bertuliskan harga dan jumlah baju yang di laundry, neneknya langsung menghitung semua cucianku.

Dia menjanjikan pakaianku bisa selesai pda hari selasa, tetapi itu termasuk cuci kilat, sehingga akan ada biaya tambahan. Well karena aku memang perlu cepat, yasudahlah, monggoo.. jadi kutinggalkanlah laundryan ku disana.

Tapi sampai selesaipun aku heran kenapa baju-bajuku tidak ditimbang terlebih dahulu? positif thingking saja mungkin ibunya akan menimbang sendiri.

Aku pergi dengan meninggalkan uang 20 rb sebagai jaminan, dengan harapan mendapatkan sisa kembalian saat mengambil bajuku nanti.

Dan hari ini adalah hari yang kutunggu-tunggu karena aku bisa mengambil pakaianku. Setiba disana, aku langsung disambut oleh pakaianku yang masing-masing dikasih penggantung, bahkan celana dalamku juga.

Dengan muka bingung, aku mulai berpikiran negatif. ini ada apa ya kok pakai hanger...

Setelah menanyakan harga, si nenek pun meminta maaf ke aku karena harganya menjadi agak mahal gara-gara aku minta lebih cepat.

dengan santainya kujawab, "iya nek gpp..."

sambil dia mengeluarkan nota, dan aku melihat jumlah harga yang tertulis disana, Rp 102.000. Anjir! Ini mah bukan agak mahal lagi nek... tapi expensive! haha

Aku cuman bisa ketawa-ketawa ngakak sambil bingung, ini kenapa laundry baju udah kayak beli baju baru-_-

Mau gakmau aku harus ikhlas membayar, karena ini sudah terlanjur haha.

Setelah aku cari tau, memang itu adalah tempat laundry yang menghitung semuanya perlembar pakaian, bukan perkilo. Makanya harga pakaiaku menjadi selangit, ya 1 baju aja harganya 8 rb. Gila bener...

Yasudahlah, jadikan pengalaman saja, mungkin itu memang rezeki nenek tersebut, ya gak.

Dan tips untuk kalian, jangan lupa ya sebelum laundry, cari tahu terlebih dahulu apakah itu laundry yang kiloan atau satuan. wkkw

#30HariMenulis #Day3

Aku Benci Perpisahan

Aku benci perpisahan.

Hari ini adalah hari terakhir aku berada di kampung yang tak pernah membuatku bosan.
Yup, Kampung inggris di pare inilah yang dari dulu mengajarkanku banyak hal.
Hidup.
Perjuangan.
Mandiri.
Percaya diri.
Relasi.
Motivasi.

Semua bisa aku dapatkan di pare.
Berada di kampung ini, membuatku bisa mengupgrade diri. Aku menjadi seseorang yang baru, yang tak pernah aku bayangkan sebelumnya.

Bertemu orang-orang hebat dari seluruh Indonesia, membuatku sadar, aku hanyalah seonggok debu yang tak tau arah dan tak punya tujuan. Terjerat oleh sistem.

Banyak dari mereka yang hidup bebas, mengikuti passion dan berkelana keliling Indonesia mencari nafkah. Sesuatu yang sangat aku impikan, namun tak berani untuk kurealisasikan.

Ketika mendengar mereka bercerita, aku menyadari hal yang tidak pernah mudah untuk dilakukan, yakni berhenti dari realita, dan lari mengejar cita-cita. Aku hanya terperangah malu saat mendengar puluhan kisah mengesankan teman-temanku mengenai mimpi dan perjalanan hidup mereka.

Hidup di kota ini sangatlah menyenangkan.
Selain ketemu orang-orang baru yang kemudian menjadi sahabat dalam berbincang, aku bisa menemukan hal-hal baru dalam diriku sendiri.

Aku lebih berani dalam berpikir liar, aku punya kemauan untuk escape, pergi jauh-jauh dari kota tempat kelahiranku, tempat dimana aku bisa merasakan jutaan kenyamanan karena semua tersedia disana.

Selain itu, alasan yang paling kuat kenapa aku menyukai kota ini adalah karena kemauan belajar.
I see people from every place in Indonesia, and they gather here just to study.
Amazing, right? i can freely study in here, even talking in english everywhere without shame.

Berada disini sangat lah membangkitkan semangat hidup.
Aku, akan selalu mengenang tempat ini, dan pasti akan kembali lagi hingga jumlah yang tak bisa dihitung jari.
Selamat tinggal pare, its nice to see, and know you.

Dan..
Aku memang benci perpisahan.
Tapi perpisahan adalah cara Tuhan menjalankan roda kehidupan.
See you guys on top!
Bye!

#30HariMenulis #Day1