Minggu, 05 Desember 2010

Tugas Cerpen

          Pagi itu adalah pagi yang sangat tidak mengasyikkan. Kenapa? Ya karena kami (aku dan kelompok belajarku) belum menyelesaikan tugas kelompok membuat naskah drama. Alhasil, karena aku yang merasa bertanggung jawab sama itu tugas akhirnya aku ngerjain sendiri. Awalnya cuman ngerjain di dalam kelas pada jam pelajaran 1 dan 2. Tetapi, pada jam pelajaran ke 3 aku nekat bolos, jadi berani sih karena teman-teman aku yang lain juga sering bolos pada saat pak pelajaran ketrampilan ini.

          Nah, saat itu aku ngejalanin misiku di kantin, aku ngerjain tugas di sana sendirian. Tapi, tiba-tiba ada teriakan seorang perempuan.

          “Zakiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii!!!!!!”

          Aku pun langsung menengok ke arah datangnya suara itu. Oh ternyata, perempuan itu adalah bu Anita, ibu yang ngajar ketrampilan. Astaga aku langsung gugup ketika ibunya berjalan mendatangi ke tempatku dan ngomong.

          “Kenapa kamu bolos? Teman-teman kamu yang lain sedang belajar, eh kamu malah enak-enakan bolos disini”

          “Anu bu anu..” kataku tergugup-gugup

          “Awas ya, nanti saya hukum kamu” kata ibunya lagi sambil pergi kembali ke kelas

          Mampus deh, aku ketahuan. Apa yang harus aku lakuin sekarang? Yang penting kabur dulu. Dan aku pun langsung pergi meninggalkan kantin, aku pergi ke ruang bahasa, tempat pelajaranku selanjutnya (sekolahku memakai sistim moving class, jadi kami belajarnya pindah-pindah ruangan).

          Aku nongkrong di depan ruang bahasa, pada saat itu kelas bahasa masih ada yang memakai buat belajar, jadi aku cuman duduk-duduk di kursi depan kelas. Dari depan ruang bahasa, aku melihat teman-temanku yang sedang belajar di ruangan ketrampilan.

          “teng..teng..teng..” akhirnya bel berbunyi, sekarang waktunya istirahat. Teman-temanku pada berlarian keluar dari ruangan ketrampilan, tujuannya sih paling-paling cuman mau tau gimana keadaanku setelah bolos dan dimarahin ibu, hihihi.

          Kelas yang memakai ruang bahasa pun sudah pada keluar, jadi aku bisa masuk ruang bahasa. Tak lama, teman-temanku berdatangan ke kelas, mereka langsung nanyain keadaanku. Susah juga deh jadi orang beken.

          Nah, akhirnya bel berbunyi lagi, itu tandanya udah waktunya belajar. Ini nih saatnya aku melakukan pertunjukan drama yang aku buat saat aku bolos tadi. Kelompok kami mendapatkan urutan pertama. Yah.. karena aku baru selesai membuat naskah nya tadi, jadi drama kami tidak berjalan lancar, sangat membosankan.

          Setelah selesai melakukan pertunjukan, aku mendengar namaku, Utut dan Arif dipanggil ke box pengawas. Kami pun langsung pergi ke sana. Rupanya, di sana telah ada bu Anita menunggu, astaga mati deh.

          Di sana bukan hanya aku yang dimarahin dan ditanya-tanya, ternyata Utut dan Arif juga. Ternyata, Utut dan Arif juga bolos sama kayak aku. Untung deh, jadi ada teman buat di hukum.

          Kami bertiga disuruh berdiri di samping tiang bendera selama 3 jam pelajaran. Wedew, lama banget. Dan karena aku adalah anak yang baik, akhirnya aku ngelaksanain apa kata ibunya. BERDIRI DI SAMPING TIANG BENDERA.

          Kami terus berdiri di sana sampai jam istirahat kami masih tetap berdiri, kami baru tahu ternyata ibunya tak kenal ampun.

          Pada  saat berdiri, hampir 50 orang yang nanyain ke aku kenapa jadi sampai aku dihukum berdiri di samping tiang bendera, padahal kan selama ini aku terkenal sebagai siswa teladan, maunya sih.

          Setelah jam ke-6 berlangsung, kami masih tetap berdiri di samping tiang bendera. Nah, karena guru-guru kasihan melihat kami berdiri di samping tiang bendera akhirnya mereka pun memanggil kami menuju box pengawas. Di sana kami disuruh pergi ke ruangan ibu Anita untuk meminta maaf.

          Kami pun pergi ke ruang ketrampilan untuk meminta maaf, saat itu ibunya lagi sedang mengajar kelas 7. Lalu kami mengetuk pintu dan masuk.

          “Assalamu’alaikum” kata kami.

          “Wa’alaikum salam, kenapa ke sini? Siapa yang menyuruh kalian ke sini?” balas ibunya.

          “Anu bu, tadi Bu Sarah menyuruh kami untuk meminta maaf kepada ibu. Nah, jadi kami mau minta maaf bu”

          “kalian berdiri saja dulu di samping tiang bendera, nanti saya bisa saja memberitahu untuk berhenti”. Lalu ibunya pun berkata kepada anak-anak kelas 7, “nah anak-anak, jangan tiru kakak-kakak kelas kalian ini ya. Mereka ini membolos pada saat belajar ketrampilan, jadi saya dirikan di samping tiang bendera.”

          Langsung saja serempak semua anak-anak kelas 7 itu pada tepuk tangan, dan Utut pun dengan jiwa sok keartis-artisannya mengangkat kedua tangannya sambil bilang.

“cukup cukup, tidak perlu tepuk tangan banyak-banyak”

Widiw.. hampir satu kelas langsung mau muntah.

Setelah selesai minta maaf, akhirnya kami berdiri lagi di samping tiang bendera. Beberapa menit kemudian, Bu Anita pun datang sambil membawa seember air plus gayung. Ya dikirain sih paling cuman mau disuruh ngepel lantai, eh taunya kami disuruh jongkok, dan… DIGUYUR. Busyet dah, kalau tadi aku bilang kalau aku sudah mandi pasti deh ga jadi diguyur.

          Saat diguyur, semua anak-anak yang lihat kejadian itu pada teriak.

          “Lagi, lagi”

          Seenaknya saja mereka teriak-teriak begitu, coba deh kalau mereka yang diguyur, huh.

          Selesai diguyur, kami pun segera pergi ke WC untuk menguras baju kami. Setelah selesai, kami masuk ke kelas lagi. Kami masuk ke kelas IPS, saat masuk kami ditanya-tanyain, cape banget deh ngejawab pertanyaan-pertanyaan mereka itu.

          Yap, itulah pengalaman pertama dan terakhirku bolos belajar, ga bakal lagi deh, taubat. Dan selama satu bulan ke depan, aku harus menjadi perfect student. Yaitu, seorang murid yang sempurna dan rajin, dan itu harus kulakukan untuk menebus kesalahanku ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar